Bendungan Jragung sendiri dibangun Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana Ditjen Sumber Daya Air, dengan kapasitas tampung 90 juta meter kubik dan luas genangan 503,1 hektare. Bendungan itu akan menyuplai air bagi daerah irigasi seluas4.528 hektare di Kabupaten Semarang. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mengejar penyelesaian Bendungan Jragung yang ditargetkan rampung pada akhir 2023. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan bendungan bertujuan untuk peningkatan volume tampungan air, sehingga suplai air irigasi ke lahanpertanian terus terjaga, mampu menyediakan air baku, dan mengendalikan banjir.
Pembangunan Bendungan Jragung mulai dikerjakan pada akhir 2020 melaluitiga paket pekerjaan yang ditargetkan selesai di akhir 2023. Paket III dikerjakan PT Brantas Abipraya-PT Pelita Nusa Perkasa(KSO) senilai Rp735,9 miliar dengan progres fisik 4,28 persen. Secara administrasi Bendungan Jragung membentang di tiga dusun di Desa Candirejo, yakni Dusun Borangan, Dusun Sapen, dan Dusun Kedung Glatik,Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang. Sumber air bendungan akan berasal dariSungai Jragung dengan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) 94 kilometer persegi. Bendungan Jragung didesain dengan tipe urugan zonal inti tegak dengan elevasi puncak bendungan 119,5 meter, dan lebar puncak bendungan 10 meter. Selain dimanfaatkan sebagai penyedia air irigasi pertanian, Bendungan Jragung juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber air baku sebesar 1meter kubik per detik untuk menyuplai wilayah Semarang, Demak, dan Grobogan. Selain itu, Bendungan ini juga dibangun untuk mengurangi risiko banjir area hilir dari 378.00meter kubik per detik menjadi 170.00 meter kubik per detik, atau mereduksi banjir sebesar 45 persen. Bendungan itu juga memiliki potensi sebagai pembangkit listrik tenaga mikro hidro dengan kapasitas 1.400 kilowatt, dan pengembangan destinasi wisata air, serta agrowisata.